Friday, September 21, 2018

makalah hadist dan sumbernya


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya, saya
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pembagian Hadist di lihat dari sisi sumbernya”.
Makalah ini merupakan inovasi pembelajaran untuk
memahami penelitian secara mendalam, semoga makalah ini dapat berguna
untuk Pelajar pada umumnya.
Saya juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu saya sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun, dan pada intinya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan
agar di masa yang akan datang lebih baik lagi.












DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………................…2
DAFTAR ISI………………………………………..……………………....................3
BAB 1. PENDAHULUAN
1,1. Latar belakang…………………………………………………..………………..4
1,2. Tujuan penulisan………………………………………………..………………..4
BAB 2. PEMBAHASAN
2,1. Pengertian hadist………………………………………………………..…5
2,2. Pembagian Hadist di lihat dari sisi sumbernya…………………………….........8

BAB 3. PENUTUP
3,1. Kesimpulan…………………………………………………………………....13
3,2. Saran……………………………………………………………………..……14
DAPTAR PUSTAKA……………………………………………………..………15













BAB 1
PENDAHULUAN
1,1. LATAR BELAKANG
Sebagai sumber hukum Islam yang kedua setelah al-Qur’an, Hadits Nabi memiliki fungsi strategis dalam kajian-kajian keislaman. Namun karena pembukuan hadits baru dilakukan dalam rentan waktu yang cukup lama sejak meninggalnya Nabi, ditambah kenyataan sejarah bahwa hadis pernah dipalsukan dengan berbagai motif, maka orisinalitas hadits yang beredar di kalangan umat Islam patut diteliti. Pada sisi lain, kenyataan sejarah tersebut juga sering dijadikan celah dan starting point oleh musuh-musuh Islam untuk merongrong akidah umat supaya mau berpaling dari hadits Nabi. Lebih-lebih diketahui bahwa lingkungan Nabi hidup ketika itu kurang akrab dengan budaya tulis-menulis. Karena itu keabsahan dan orisinalitas hadits yang ada memang harus diteliti.
Para ulama, sejak masa-masa awal Islam telah menunjukkan dedikasi untuk melakukan penelitian dan seleksi ketat terhadap Hadits-Hadits Nabi. Hal itu dimaksudkan untuk melestarikan Hadits Nabi sebagai sumber ajaran agama yang orisinal. Untuk tujuan mulia itu, mereka kemudian menciptakan seperangkat kaidah, istilah, norma dan metode. Kaidah-kaidah itu, kemudian karena pertimbangan kebutuhan, lantas dibakukan oleh ulama belakangan, baik yang berhubungan dengan sanad maupun matan hadits. Tanpa pemahaman yang paripurna terhadap kaidah, norma dan metode tersebut, sulit bagi seseorang untuk mengetahui orisinalitas dan keabsahan Hadits Nabi.

Sekalipun demikian, pemahaman terhadap berbagai istilah dan kaidah itu tampaknya juga belum menjamin para pengkaji Hadits akan mampu meneliti dan memahami Hadits secara benar. Dinyatakan demikian, karena kompleksitas permasalahannya memang sangat beragam. Untuk menghindari kesalahan dalam meneliti dan memahami hadits, maka ulama hadits, sesuai dengan keahlian masing-masing, kemudian juga menciptakan seperangkat ilmu. Cabang-cabang pengetahuan itu ada yang berhubungan dengan sanad, ada yang berhubungan dengan matan, dan ada yang berhubungan dengan sanad dan matan. Karena berbagai istilah, kaidah dan cabang pengetahuan yang berkaitan dengan hadits begitu banyak, maka dengan sendirinya jumlah dan jenis kitab yang membahas hadits Nabi juga begitu banyak.
1,2. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulis dalam pembuatan tugas ini, yaitu :
– Untuk memenuhi kewajiban penulis terhadap dosen yang bersangkutan, dan
– Untuk menambah wawasan penulis mengenai pembagian Hadist di lihat dari sisi sumbernya.

BAB 2
PEMBAHASAN
2,1. PENGERTIAN HADITS
            Hadist atau al-hadist berasal dari bahasa arab, al-hadist ; bentuk jamaknya adalah al-ahadist, al-hidsan,dan al-hudsan. Sec







2,2. PEMBAGIAN HADITS DILIHAT DARI SISI SUMBERNYA.

















BAB 3
PENUTUP
3,1. KESIMPULAN
Berdasarkan sumbernya hadist terbagi menjadi beberapa bagian antara lain, hadist Qudsi, hadist Marfu’ hadist Mauquf, hadist Maqthu’.
Hadsit qudsy ialah sesuatu yang di kabarkan Allah swt kepada nabinya dengan melalui ilham,yang kemudian nabi menyampaikan makna dari ilham tersebut dengan ungkapan kata beliau.
Hadist marfu’ ialah hadist yang disandarkan kepada nabi saw, baik berupa pekataan, perbuatan atau semacam itu, baik sanadnya itu bersambung ataupun sanadnya itu terputus.
Hadist Maqtu’ ialah yang disandarkan kepada tabi’in dan tabi’ut  tabi’i serta orang yang sesudahnya, baik berupa perkataan, perbuatan atau lainnya.
3,2. SARAN
Adapun saran-saran yang ingin kami sampaikan, di antaranya yaitu:
·         Agar keterangan yang lebih lengkap dan rinci supaya pembaca lebih dalam mengetahui makna dan tujuan dari Pembagian Hadist yang di lihat dari sisi sumbernya.
·         kepada pembimbing yaitu Dosen pengajar Ulumul Hadits dengan hormat kami minta bimbingannya yang sangat penuh, dan
·         kepada rekan-rekan seangkatan tentang materi-materi yang diperoleh dari hasil pengumpulan data kami ada yang kurang baik dari kami, kami minta maaf.


No comments:

Post a Comment