Friday, September 21, 2018

makalah-MAQAMAT DAN AHWAL


makalah
MAQAMAT DAN AHWAL
Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akhlak dan Tasawuf
DOSEN PENGAMPU:
Drs. Zainol Hasan, M.Ag



DI SUSUN OLEH:                                               
                                                 Nurul Fadilah
 Qosim Zainuri
Rahmawati           



           
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
STAIN PAMEKASAN
TAHUN AJARAN 2016-2017



KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunianya, kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “MAQAMAT dan AHWAL” yang mana makalah ini merupakan Inovasi pembelajaran untuk memahami secara mendalam, semoga makalah ini dapat berguna untuk pelajar pada umumnya.
            Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dan pada intinya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan agar dimasa yang akan mendatang jauh lebih baik dari yang sekarang.
            Dan pada akhirnya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada DOSEN PENGAMPU mata kuliah akhlak tasawuf karena telah sudi memberikan ilmu terhadap kami.



















DAFTAR ISI

Halaman judul................................................................................................................i
Kata Pengantar.............................................................................................................ii
Daftar isi......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang................................................................................................1
B.     Rumusan masalah...........................................................................................1
C.     Tujuan pembahasan........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A.    MAQAMAT...................................................................................................2
B.     AHWAL.........................................................................................................3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................4
B. Saran...............................................................................................................4
C. Daftar pustaka.................................................................................................5


















BAB 1
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Tasawuf merupakan salah satu untuk menjaga kebersihan dan kesucian hatinya dengan selalu menjauhi segala bentuk pelanggaran dan kemaksiatan kepada Allah serta selalu melakukan ritual / ibadah dalam bentuk sholat, puasa, baik wajib maupun sunnat serta selalu mengingat Allah. Tasawuf berasal dari kata Ahlu Suffah yaitu dinisbatkan kepada sebagian sahabat Rasulullah SAW yang hidupnya selalu menempati ruangan-ruangan di serambi masjid Rasulullah di madinah, dan ada yang menyatakan bahawa Tasawuf berasal dari kata Shaff, yang di nisbatkan kepada barisan sholat dan barisan perang.
Setelah pengertian Tasawuf dari akar kata, maka kami akan kemukakan pengetian dalam dari arti istilah. Dalam perspektif ini tasawuf dapat memiliki berbagai difinisi yang bergantung kepada sudut pandang para ahli. Abu Bakar Al-Kattani menyatan bahwa yang di maksud dengan tasawuf adalah penyangkalannya pada pendapat bahwa tasawuf dalam bentuk dari ilmu. Ia menyatakan bahwa tasawuf adalah moral. Demikian juga menurut Abil Husain Al-Nuri yang menyatakan bahwa tasawuf bukan merupakn disiplin ilmu tapi merupakan moral, karna kalau tasawuf  merupakan suatu bentuk ilmu maka ia dapat dicapai dengan cara belajar.sedangkan tasawuf adalah berakhlak dengan akhlak.Tuhan,yang tidak dapat di capai dengan ilmu atau gambaran.
              
A.    RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada latar belakang yang telah di jelaskan, maka dapat di buat perumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apa pengertian maqamat dan bagaimana urutan serta jumlah maqamat dan ahwal ?
2.      Apa pengertian ahwal dan bagaimana hubungannya dengan maqamat ?
B.     TUJUAN PEMBAHASAN
1.      Untuk mengetahui pengertian maqamat dan bagaimana urutan serta jumlah maqomat dan ahwal.
2.      Untuk mengetahui pengertian ahwal dan hubungan ahwal dengan maqomat.




BAB II
PEMBAHASAN
A. MAQAMAT
Maqamat adalah pengalaman induvidu / Pribadi sang Sufi yang hanya di rasakan oleh pribadi yang bersangkutan. Secara bahasa Maqamat (jama’ dari Maqam) Berasal dari bahasa Arab yang berari tidak berdiri atau pangkal dunia. Istilah ini selanjutnya di gunakan untuk arti sebagai jalan yang harus dilalui oleh kaum Sufi untuk mencapai derajat yang dekat dengan Allah. dalam berbagai literatur bahasa inggris, Maqamat di sebut dengan stages, yang berarti tangga sementara ada juga yang menggunakan stations yang berati terminal. maqam adalah hasil kesungguhan dan perjuangan terus menerus, dengan melakukan kebiasaan-kebiasaan yang lebih baik. Sementara itu Al-Ghazali berpendapat bahwa maqamat terdiri dari beberapa maqam; yaitu, al-taubah, al-wara’, al-shabr, al-zuhud, al-tawakkal, al-mahabbah, al-ma’rifah, dan al-ridla’. Berikut akan di jelaskan beberapa bagian saja macam-macam maqam dalam ilmu tasawuf:
1)      Al-Zuhud
Zuhud secara istilah bermakna tidak ingin kepada sesuatu yang bersifat keduniaan (tidak suka pada hal yang berbau duniawi). perilaku zuhud di teladani Rasulullah dan para sahabatnya. Rasulullah di kenal sebagai sosok yang sederhana, hidup miskin dan tidak mau bergelimang dengan harta[1].Sifat zuhud rosulullah S.A.W  juga tergambar pada salah satu do’anya yang berbunyi:” ya allah, hidipkanlah saya dalam keadaan miskin,dan matikanlah saya dalam keadan miskin,dan kumpulkan lah saya nati di hari kiamat bersama orang orang miskin”.
2)      Al-Taubah
Al-Taubah adalah memohon ampun kepada Allah atas segala kesalahan yang telah dilakukan pada saat yang lampau, dan inilah taubat yang paling rendah, kemudian taubat yang lebih tingkatannya adalah taubat terhadap pangkal dosa-dosa seperti taubat dari sifat dendam, sombong, iri, riya’, pamer dan lain.
       Sedangkan taubat tertinggi adalah berusaha menjauhkan diri dari bujuka syetan dan kelalaian dari mengingat allah s.w.t.Seseorang yang mencapai taubat tertinggi inilah yang akan menolak melakukan sesuatu yang akan memalingkannya dari allah s.w.t.Taubat seorang hamba yang berhubungan dengan hak allah s.w.t,harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1).Meninggalkan maksyiyat yang di lakukan.
2).Menyesali perbuatan maksiyat yang di lakukan.
3).Bertekad untuk tidak mengulangi maksiyat yang di lakukan.
Sedangkan taubat yang berhubungan dengan “HAQQUL ADAMY” (hak manusia) selain harus memenuhi tiga syarat di atas juga harus meminta ma’af pada manusia yang bersangkutan, jika mengambil hak orang lain,maka dia harus mengembalikannya.
3)      Al- Wara’
Al-Wara’ adalah sikap berhati-hati terhadap ketentuan-ketentuan Allah. seseorang yang bersikap Wara’ adalah mereka yang selalu berhati-hati dalam segala prilakunya sehingga tidak terjerumus kepada hal-hal yang tidak di senangi / diridlai Allah baik yang hukumnya makruh apalagi haram.
4) Al-Faqr
Al-Faqr adalah sifat tidak menuntut banyak dan merasa cukup dengan apa yang telah di anugrahkan Allah, sehingga tidak meminta lebih atas sesuatu yang bukan haknya. Sifat Al-faqr merupakan kelanjutan dari sifat zuhud, karena degan zuhud terhadap dunia, seorang hamba akan merasa puas dengan apa yang diperolehnya. Selain itu sifat Al-faqr akan menghasilkan sifat wara’, karena dengan menerima apa yang di anugrahkan Allah kepadanya, ia akan bersikap hati-hati dan tidak akan menuntut sesuatu yang bukan haknya.
5) A-Shobr
Sifat As-shobr adalah merupakan salah satu sifat andalan kaum sufi, karena kesabaran merupakan sifat dasar yang dimiliki oleh para Nabi dan Rasul. Menurut Dzun Nun Al Mishri, sabar artinya menjauhkan diri dari hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Allah, tenang ketika mendapat cobaan dari Allah, menampakkan sifat yang berkecukupan sekalipun hidup berkekurangan. Semua rangkaian perjalanan kaum sufi, harus memiliki sifat dasar sabar, karena dengannya mereka dapat melakukan riyadho karena intik sampai pada tingkatan tertinggi disisi Allah akan di jumpai berbagai rintangan yang tidak sedikit.




B. AHWAL
Ahwal dalah bentuk jamak dari kata hal, yang dari segi bahasa berarti sifat dan keadan sesuatu. Dalam kitab ishtilahus shufiyah di sebutkan bahwa ahwal adalah sebuah pemberian kepada seorang hamba dari tuhannya baik  sebagai buah dari amal sholeh yang menyucikan jiwa dan menjernihkan hatiatau hanya anugrah semata. Di namakan ahwal, karena dengan hal itu seorang hamba mengalami perubahan Penampilan lahiriah, dan di sisi Allah SWT. Dari kedudukan yang tidak tampak menuju kedudukan yang tampak.[2]
Pada intinya, hal (ahwal) adalah keadaan rohani seorang hamba ketika hatinya sudah dalam keadaan bersih dan suci. Diantara contoh hal (keadaan) adalah keterpusatan diri (muraqabah), kehampiran atau kedekatan (qarb), cinta (hubb), takut (khauf), harap (raja’), rindu (syauq), intim (uns), tenteram (thuma’ninah), penyaksian (musyahadah), dan yakin.[3]
Maqom berbeda dengan ahwal,maqom dapat diperoleh dengan berusaha, salah satunya bermujahadah (memerangi hawa nafsu), akan tetapi hal (ahwal) tidak dapat diperoleh melalui usaha melainkan murni anugrah dari Allah SWT. Maqom sifatnya permanen sedangkan ahwal sifatnya kontemporer sesuai dengan maqom hamba tersebut.
Hal berlainan dengan maqom, bukan atas jiwa manusia, tetapi anugrah dan rahmat dari Allah. Hal bersifat sementara, dan datang dan pergi bagi seoang sufi dam perjalan menuju tuhan. Selain melaksanakan berbagai kegiatan dan usaha seperti zuhud, taubat, wara’, kefakiran sabar, tawakal, ridla, dan lain-lain, seorang sufi juga harus melakukan serangkaian kegiatan mental yang berat. Kegiatan tersebut seperti Riyadlah berarti latihan mental, mujahadah berarti bersungguh- sungguh dalam melaksanakan perintah Allah, khulwat berati menyepi, uzlah  berati mengasingkan diri dari keduniaan. muraqabah berarti mendekatkan diri kepada Allah. muraqabah adalah stasiun pertama dalam perjalanan jiwa manusia.









PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Dalam ilmu tasawuf, Maqamat berarti kedudukan hamba dalam pandangan Allah berdasarkan apa yang telah diusahakan, baik melalui riyadha, ibadah, maupun mujahadah. di samping tu maqamat berarti jalan panjang atau fase-fase yang harus di tempuh oleh seorang sufi untuk berada sedekat mungkin dengan Allah. Maqam dilalui seorang hamba melalui usaha yang sungguh-sungguh dalam melakukan sejumlah kewajiban yang haraus ditempuh dalam jangka waktu tertentu.
Berkaitan dengan macam-macam maqamat yang harus ditempuh oleh salik untuk berada sedekat mungkin dengan Allah, para sufi memiliki pendapat yang berbeda. Imam Al-Ghazali dalam ihya’ ulumuddin mengatakan bahwa maqamat itu ada delapan yaitu taubah, sabar, tawakal, dan ridho. sedangkang tawadu’, mahabah, dan ma’rifat oleh mereka tidak disepakati sebagai maqamat.
B.     SARAN
Untuk memahami ilmu tasawuf hususnya dalam maqamat dan ahwal, hendaknya tidak hanya tertumpu pada satu literatur saja. oleh karena itu makalah ini semoga menjadi pemacu penyusun khususnya dan penyusun berikutnya pada umumnya untuk lebih mendalami ilmu tasawwuf, sehingga apa yang sudah dijelaskan dalam makalah ini bisa di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari menjadi yang lebih baik sesuai dari tujuan ilmu tasawuf itu sendiri.















DAFTAR PUSTAKA
H. Toriquddin, Muhammad. Lc., M. HI. Sekularitas tasawuf, Malang, (2008)
Anwar, Rosihin. Akhlak Tasawuf, Bandung: pustaka setia (2010)
Drs,H. Muhammad Sholihin, Muhlis. M. Ag, prndidikan akhlak tasawuf, suka pres yogyakarta.





[1] Dr.H.Mohammad Muchlis Solichin,M.Ag.PENDIDIKAN AKHLAK TASAWUF.SUKA-PRESS UIN Sunan Kalijaga,JOGJAKARTA,2012,hal,154.
[2] Prof.Dr.H.Ris’an Rusli,M.A. TASAWUF DAN TAREKAT,Studi pemikiran dan pengalaman sufi.hal.137
[3] Rosihin Anwar, akhlak tasawuf, (Bandung: pustaka setia 2010) Hal 26 – 34.

No comments:

Post a Comment