BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia
sebagai makhluk yang berakal, di tuntut untuk memiliki akhlak yang baik. Untuk
itu manusia harus mengupayakan pembentukan dan pembinaan akhlak agar dapat
menhiasi dirinya dan menaikkan derajatnya. Dan pembentukan dan pembinaan akhlak
tersebut, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya, dan hal tersebut
sangat menentukan dalam keberhasilan seseorang dalam mencapai derajat yang
mulia, baik di sisi Allah SWT maupun di sisi sesama manusia. Karena Allah
menghendaki agar manusia selamat dan bahagia, Allah mengutus hamba dan Rasulnya untuk
memperbaiki akhlak manusia.
kehadiran Nabi Muhammad SAW, sebagai pembawa dan
penyampai risalah yang dapat membawa masyarakat dunia dari alam yang penuh kejahiliahan
menjadi umat yang terang benderang, beradap dan penuh dengan rasa kemanusiaan
dan kecintaan antara sesama. Rasulullah SAW tidak saja berhasil mendidik diri,
keluarga dan umatnya tetapi beliau juga mampu melestarikan kekuatan teladan itu
dalam setiap nadi generasi para pengikutnya. Tasawuf atau sufisme adalah ilmu
untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihkan akhlak, membangun
zahir dan batin, untuk memperoleh kebahagiaan yang abadi.[1]
Dengan mempelajari tasawuf kita akan selalu dekat
kepada Allah SWT. menjauhi segala larangannya dan melakukan segala
perintah-perintahnya, untuk mencapai kebahagiaan dunia maupun di akhirat.
Selain itu kita juga akan merasakan kenikmatan-kenikmatan yang diberikan Allah
selama berada didunia.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian ilmu tasawuf?
2. Apa saja asal usul ilmu tasawuf?
3. Bagaimana
sumber tasawuf dalam islam?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian ilmu tasawuf.
2. Untuk mengetahui asal usul ilmu tasawuf.
3. Untuk mengetahui sumber tasawuf dalam islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu
Tasawuf
Terdapat
beberapa pendapat dari para ahli tentang asal muasal kata tasawuf, yaitu
pertama, mereka yang menyatakan bahwa tasawuf berasal dari kata Ahlu suffah yaitu;
dinisbatkan kepada sebagian sahabat Rasulullah SAW. Yang hidupnya selalu
menempati ruangan-ruangan di serambi masjid Rasulullah di madinah.
Yang
kedua; kata tasawuf yang berasal dari kata shafa yang berarti bersih\suni. Kata
ini di nisbatkan kepada orang orang selalu menjaga kebersihan dan kesucian
hatinya.Yang ketiga; mereka yang menyatakan bahwa tasawuf berasal dari kata
shaff, yang dinsbatkan kepada barisan shalat dan barisan perang. Yang keempat; mereka
yang menyatakan bahwa tasawuf berasal dari kata saufi, yang berarti
kebijaksanaan. Yang kelima; mereka yang menyatakan bahwa kata tasawuf berasal
dari shuff, yang berarti bulu domba.Yang keenam; mereka yang menyatakan bahwa
tasawuf berasal dari kata shaufanah, yaitu buah-buahan kecil yang berbulu banyak
yang tumbuh di padang pasir. Sedangkan dalam istilah, tasawuf dapat memiliki
berbagai definisi yang bergantung pada sudut
pandang para ahli;
A.
Abu
Bakar Al Kattani menyatakan bahwa yang di maksud dengan tasawuf adalah; penyangkalannya
pada pendapat bahwa tasawuf dalam bentuk dari ilmu. Ia menyatakan bahwa tasawuf
adalah moral.
B.
Abil
Husain Al Nuri yang menyatakan bahwa tasawuf bukan merupakan disiplin ilmu tapi
merupakan moral, karena kalau tasawuf merupakan suatu ilmu, maka ia dapat di
capai dengan cara belajar.
C.
Al-Junaid
mengatakan bahwa yang di maksud dengan tasawuf adalah membersihkan hati dari
apa yang menganggu makhluk, berjuang meninggalkan pengaruh budi yang asal kita
memadamkan sifat sifat yang merupakan kelemahan kita.[2]
B. Asal Usul Ilmu Tasawuf
1. Pada Abad Pertama dan Kedua Hijriyah.
A. Perkembangan Tasawuf Pada Masa
Sahabat
1.
Abu bakar As-Siddiq; W th 13 H.
Beliau adalah saudagar yang
kaya-raya ketika berada di mekah. Tetapi ketika ia hijrah ke madinah, harta
kekayaannya telah habis disumbangkan untuk kepentingan tegaknya agama Allah,
sehinga ia dan keluarganya mengalami kemiskinan dalam hidupnya.
2.
Umar Bin Khatthab; W th 23 H
Beliau termasuk tinggi kasih
sayangnya terhadap sesa- ma manusia.maka ketika ia menjadi khalifah,beliau
selalu mengadakan pengamatan langsung terhadap keadaan rakyatnya.
3.
Usman Bin Affan; W th 35 H.
Meskipun ia diberikan kelapangan
riski oleh Allah, namun ia selalu ingin hidup yang sederhana. Sedangkan harta
kekayaannya yang berlimpah ruah, selalu dijadikan sarana untuk menolong orang
miskin.
4.
Ali Bin Abi Thalib; W th 40 H.
Beliau juga termasuk orang yang
senang hidup sederhana, sehingga diriwayatkan bahwa ketika sahabat lain berkata
kepadanya; mengapa Khalifah senang memakai baju itu, padahal sudah robek?, Ali
menjawab, aku senang memakainya agar menjadi teladan kepada orang banyak.
5.
Salman Al-Farisy.
Sejak salman masih beragama masehi, ia
sudah di kenal sebagai orang yang sangat arif dan menetahui secara mendalam
ilmu-ilmu gaib. Ia pernah meramalkan akan datangnya seorang Rasul yang terakhir
(yaitu Nabi Muhammad).
6.
Abu Zar Al-Ghifary
Ia adalah seorang sufi yang selalu
mengamalkan ajaran zuhud yang telah dirintis oleh abu bakar dan usman. Ia lebih
senang memilih cara hidup yang miskin, dan tidak pernah merasa menderita bila
ditimpa cobaan.
7.
Ammar Bin Yasir
Ia adalah seorang sufi yang sangat
setia kepada Khalifah Ali Bin Abi Thalib, sehingga terlihat ajaran tasawufnya
sama dengan ajaran tasawuf yang telah diamalkan oleh Ali sebelumnya.
8.
Huzaidah In Al-Yaman
Ia juga seorang sufi yang setia
kepada Ali Bin Abi Thalib, sebagaimana halnya Amar Bin Yasir. Ia tergolong
sebagai alim yang bijaksana, sehingga banyak orang yang datang belajar tasawuf
kepadanya.
9.
Niqdad Bib Aswad th 33 H
Ia adalah seorang sufi yang
berpegang teguh kepada ajaran zuhud, dan termasuk salah seorang ulama sufi yang
sangat menentang kebijakan politik yang dijalankan oleh Khalifah Usman.
B. Perkembangan Tasawuf Pada Masa Tabiin
1. Al-Hasan Al-Bashry
; hidup th 22 H–110 H.
Ia mendapat ajaran tasawuf dari
hujaifah bin al-yaman, sehingga ajaran itu mempengaruhi sikap dan perilakunya
dalam kehidupannya sehari-hari. Maka ia dikenal sebagai ulama sufi yang sangat dalam
ilmunya tentang rahasia yang terkandung dalam ajaran islam, dan sangat
menguasai ilmu batin.
2.
Rabi’ah Al-Adawiyah, w th 185 H.
Ia terkenal sebagai ulama sufi
wanita yang banyak murid dari kalangan wanita. Maka rabi’ah menganut ajaran zuhud
dengan menonjolkan falsafah hubb (cinta) dan syauq (rindu) kepada Allah SWT.
3.
Sufyan Bin Said Ats-Tsaury; hidup th 97 H-161
H.
Ia dilahirkan di kufah, kemudian
meninggal di bashrah. Dan beliau termasuk salah seorang ulama sufi yang
dikagumi, karena kezuhudan serta kealiman.
4.
Daud Ath-Thaiy; w th 165 H.
Semula ia belajar fiqih pada imam
Abu Hanifah, kemudian tertarik mempelajari ilmu tasawuf, sampai dikenal sebagai
ulama sufi yang senang uzlah di tempat yang sunyi.
5.
Syaqieq AL-Balkhiy; w th 194 H.
Ia adalah murid dari Ibrahim Bin
Ad-Ham, kemudian menjadi gurunya hatim Al-Ishmi. Ia mulai memasuli kehidupan sufi,
dengan cara mengurangi makannya setiap saat, dan selalu berzikir dan bertawakal
kepada Allah SWT.
2. Pada Abad
Ketiga Dan Keempat H.
C. Perkembangan tasawuf pada abad ke
3 H.
Pada abad ini, terlihat perkembangan
tasawuf yang pesat, ditandai dengan adanya segolongan ahli tasawuf yang mencoba
menyelidiki inti ajaran tasawuf yang berkembang masa itu, sehingga mereka
membagi menjadi 3 macam yaitu;
1. Tasawuf yang berintikan ilmu
jiwa; tasawuf yang berisi suatu metode yang lengkap tentang pengobatan jiwa.
2. Tasawuf yang
berintikan ilmu akhlak; didalamnya terkandung petujuk tentang cara berbuat baik
serta cara-cara menghindarkan keburukan.
3. tasawuf yang berintikan
metafisika; didalamnya terkandung ajaran yang melukiskan hakikat ilahi.
D. Perkembangan tasawuf pada ke 4 H.
Pada abad ini, ditandai dengan
kemajuan ilmu tasawuf yang lebih pesat dibandingkan dengan kemajuannya diabad 3
H, karena usaha maksimal para ulama tasawuf untuk mengembangkan ajaran
tasawufnya masing-masing. Sehingga kota baghdad yang hanya satu-satunya kota
yang terkenal sebagai pusat kegiatan tasawuf yang paling besar sebelum masa
itu, tersaing oleh kota-kota besar lainnya.
E. Perkembangan tasawuf pada abad ke
5 H.
Pada abad kelima ini, keadaan
semakin rawan ketika berkembangnya mazhab syiah islamiliyah; yaitu suatu mazhab
(faham) yang hendak mengembalikan kekuasaan pemerintahan kepada keturunan Ali
Bin Abi thalib. Karena menganggapnya bahwa dunia ini harus diatur oleh imam, karena
dialah yang langsung menerima petunjuk dari Rasulullah SAW.
F. Perkembangan tasawuf pada abad ke
6 H
Beberapa ulama tasawuf yang sangat
berpengaruh dalam perkembangan tasawuf abad ini, antara lain;
1. Syihabuddin Abul Futu
As-Suhrawardy; W th 587 H\1191 M.
Ia mula-mula belajar
filsafat dan usul fiqh pada Asy-Syekh Al-Imam Majdudin Al-jily di Aleppo. Bahkan
sebagian besar ulama dari berbagai disiplin ilmu agamadi negeri itu , telah
dikunjunginnya untuk menimba ilmu pengetahuan dari mereka.
2. Al-Ghaznawy; W th 545 H\1151 M.
Ia merupakan
pelanjut ajaran tasawuf dari Abu Said Al-Khurasany yang dikenal sebagai sufi
yang aktif mengajarkan ilmu tasawuf di abad kelima H, sedangkan Abu Said
sendiri, mendapatkan pelajaran ilmu tasawuf dari Abu Fadhal, yang dikenal
sebagai penganut ajaran wihdatul wujud (penyatuan wujud hamba dengan wujud
tuhan.
G. Perkembangan tasawuf pada abad ke
7 H.
Ada beberapa ulama tasawuf yang berpengaruh di
abad ini antara lain:
1. Umar Ibnul Faridh; lahir di homat
(siria) th 576 H\1181 M, dan W di mesir th 632 H\1233 M.
Ia adalah pelanjut dari ajaran
wihtadul wujud, yang telah diajarkan
oleh Muhyyidin Ibnu Araby pada abad yang lampau. Dalam kitab yang dikarangnya,
yang terdiri dari gubahan syair yang
berjudul: “ath thaiyatul kubra”. Ia menguraikan bahwa cintalah yang
membakar jiwanya, sehingga ia selalu ingin ittshal (berhubungan) dan ittihad
(bersatu) dengan tuhannya untuk mencapai tujuan dalam tasawuf.
2. Ibnu Sabi’in; lahir di mercial
(spanyol) th 613 H\1215 M dan W di mekah 667 H\1215 M.
Semula beliau dikenal sebagai ulama fiqh,
tetapi kemudian ia mengalihkan perhatiannya untuk memperdalam ilmu tasawuf, sampai
ia berhasil menduduki posisi imam syekh tasawuf di masa itu. Ia sering
mengeluarkan pemikiran yang terlalu bebas dan diaggapnya ganjil oleh ulama
syariat.
Di samping terdapatnya ajaran
tasawuf yang menyimpang dari kemurniannya, bahkan dikabarkan bahwa tuduhan
terhadap ibnu sabi’in yang dinilainya sangat membahayakan agama islam, tersebar
dimana-mana. Sehingga ia bunuh diri, karena tidak dapat menghindarkan dan
membela dirinya dari tuduhan dan penghianaan yang menimpanya.
3. Jalaluddin Ar-Rumy; lahir di kota
balkh th 604 H\1217 M, dan W th 672 H\1273 M.
Pandangan dalam tasawuf, berbeda
dengan pandangan kebanyakan ahli tasawuf yang lain, terutama yang bermazhab
jabariah. Dalam masalah ikhtiar, ia mengatakan
bahwa manusia dilahirkan di dunia untuk berjuang dan bekerja keras dalam
mencari kebahagiaan hidup. Kalau ahli
tasawuf yang lain terpengaruh dari teologi jabariah, maka Jalaluddin Ar-Rumy terpengaruh
dari teologi mu’tazilah, disertai dengan
teori evolusi yang didapatkannya dari filsafat.
H. Perkembangan tasawuf pada abad ke
8 H.
Dengan terlampaunya abad ketujuh H, hingga
dimasukinya abad kedelapan H, tidak terdengar lagi perkembangan dan pemikiran
baru dalam tasawuf, meskipun banyak pengarang kaum sufi yang mengemukakan
pemikirannya tentang ilmu tasawuf, namun kurang mendapatkan perhatian yang
sungguh-sungguh dari umat islam. Sehingga boleh dikatakan bahwa nasib ajaran tasawuf
ketika itu hampir sama dengan nasibnya pada abad ketujuh H.
I. Perkembangan tasawuf pada abad ke
9, 10 H dan
sesudahnya.
Dalam beberapa abad ini, betul-betul
ajaran tasawuf sangat sunyi di dunia islam. Berarti
nasibnya lebih buruk lagi dari keadaanya pada abad keenam, ketujuh dan kedelapan
H.
Akan tetapi masa kejayaan yang
seperti tersebut itu, tidak pernah dicapainya hingga sekarang ini.namun
ajarannya tetap hidup, karena merupakan suatu unsur dari ajaran islam. Hanya saja
kadang-kadang disalah gunakan oleh
orang-orang tertentu untuk mencapai tujuannya.[3]
Sumber
pokok tasawuf dalam islam adalah dari pangkal ajaran islam itu sendiri. Meskipun
ada juga sebagian ahli yang mengatakan bahwa tasawuf islam timbul karena adanya
pengaruh dari luar islam.
Asal
usul timbunya tasawuf dalam islam yang berbeda-beda antara lain;
1. Adanya
pengaruh dari agama kristen dengan faham menjauhi dunia dan hidup mengasingkan
diri dalam biara-biara.
2. Falsafah
mistik pythagoras yang berpendapat bahwa ruh manusia bersifat kekal dan
berada di dunia sebagai orang asing.
3. filsafat
emanasi plotinus yang mengatakan bahwa wujud ini memancar dari zat
tuhan yang mahaEsa. Ruh berasal dari tuhan dan akan kembali kepada tuhan.
4. Ajaran
Budha dengan faham nirwananya. Untuk
mencapai nirwana, orang harus meninggalkan dunia dan memasuki hidup kontemplasi. Faham
fana dalam Sufisme hampir sama dengan faham nirwana.
5. Ajaran-ajaran
hinduisme yang juga mendorong manusia untuk meninggalkan
dunia dan mendekati tuhan untuk mencapai
persatuan atman dengan brahman.
Teori-teori
inilah yang mengatakan bahwa tasawuf dalam islam timbul dan muncul akibat
pengaruh-pengaruh dari faham di atas.
Prof.
Dr. Hamka dalam bukunya “Perkembangan tasawuf dari abad ke abad” Menyimpulkan
bahwasanya tasawuf islam telah ada sejak tumbunya agama islam dan tumbuh dalam
jiwa pendiri islam itu sendiri, yaitu Nabi Muhammad SAW.
Tumbuhnya
tasawuf adalah akibat pengaruh ajaran
Al-Qur`an dan Sunnah Nabi setelah mereka membaca ayat-ayat suci Al-Qur`an, memahami
maksudnya, membaca hadits, mencontoh kehidupan dan perilaku Nabi bersama para
sahabatnya, serta pengaruh tuntunan agama islam pada umumnya.
Dengan
demikian, tumbuhnya tasawuf adalah disebabkan karena orang senantiasa bertekun
kekal mengerjakan ibadah, mendekatkan diri kepada Allah berpaling dari
kemegahan dan tidak menaruh perhatian terhadap dunia. Mereka zuhud dari dunia
meninggalkan apa yang tidak berguna sekalipun halal dan baik, menghindarkan
diri dari kesenangan duniawi dan kemewahan lainnya. Pendapat
yang mengatakan bahwa tasawuf islam bersumber dari ajaran islam sendiri dapat
dibuktikan dengan banyaknya ayat-ayat Al-Qur`an
maupun hadis-hadis.
Demikian
ayat-ayat Al-Qur`an dan hadits-hadits Rasulullah, sebagai bukti yang menguatkan
keterangan bahwa tasawuf islam tumbuh dan berkembang dari pengaruh dan pancaran
agama islam sendiri.[4]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asal
muasal kata tasawuf, yaitu pertama, mereka yang menyatakan bahwa tasawuf
berasal dari kata Ahlu suffah yaitu; dinisbatkan kepada sebagian sahabat
rasulullah saw. Yang hidupnya selalu menempati ruangan ruangan di serambi masjid Rasulullah
di madinah.
Yang kedua; kata tasawuf yang berasal dari kata shafa yang berarti
bersih\suni. Kata ini di nisbatkan kepada orang orang selalu menjaga kebersihan
dan kesucian hatinya. Yang ketiga; mereka yang menyatakan bahwa tasawuf berasal dari kata
shaff, yang
dinsbatkan kepada barisan shalat dan barisan perang. Yang
keempat; mereka
yang menyatakan bahwa tasawuf berasal dari kata saufi, yang
berarti kebijaksanaan. Yang kelima; mereka yang menyatakan bahwa kata tasawuf berasal dari
shuff, yang
berarti bulu domba. Yang keenam; mereka yang menyatakan bahwa tasawuf berasal dari kata shaufanah, yaitu
buah-buahan kecil yang berbulu banyak yang tumbuh di padang pasir. Sedangkan
dalam istilah, tasawuf dapat memiliki berbagai definisi yang bergantung pada
sudut pandang para ahli.
B. Kritikan dan Saran
Sebagai
penyusun makalah penelitian kualitatif, kami akui tidak terlepas dari kesalahan
dan keterbatasan. Karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk perbaikan penulisan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya tentang data ulumul Qur’an.
DAFTAR PUSTAKA
Solichin, Mohammad Muchlis, (Akhlak Dan Tasawuf Dalam Wacana Kontemporer). Surabaya: Pena Salsabila, 2014.
Mustofa, (Sumber
Tasawwuf Dalam
Islam)
Toriquddin, Moh. (Akhlak
Dan Tasawuf)
[1]
Muhammad Muchlis Solichin,Akhlak Dan Tasawuf Dalam
Wacana Kontemporer(Surabaya:Pena Salsabila,2014). hlm.1
No comments:
Post a Comment