Friday, September 21, 2018

makalah- pengertian asal usul tasawuf dalam islam


BAB  I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk yang berakal, di tuntut untuk memiliki akhlak yang baik. Untuk itu manusia harus mengupayakan pembentukan dan pembinaan akhlak agar dapat menhiasi dirinya dan menaikkan derajatnya. Dan pembentukan dan pembinaan akhlak tersebut, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya, dan hal tersebut sangat menentukan dalam keberhasilan seseorang dalam mencapai derajat yang mulia, baik di sisi Allah SWT maupun di sisi sesama manusia. Karena Allah menghendaki agar manusia selamat dan bahagia, Allah mengutus hamba dan Rasulnya untuk memperbaiki akhlak manusia.
kehadiran Nabi Muhammad SAW, sebagai pembawa dan penyampai risalah yang dapat membawa masyarakat dunia dari alam yang penuh kejahiliahan menjadi umat yang terang benderang, beradap dan penuh dengan rasa kemanusiaan dan kecintaan antara sesama. Rasulullah SAW tidak saja berhasil mendidik diri, keluarga dan umatnya tetapi beliau juga mampu melestarikan kekuatan teladan itu dalam setiap nadi generasi para pengikutnya. Tasawuf atau sufisme adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihkan akhlak, membangun zahir dan batin, untuk memperoleh kebahagiaan yang abadi.[1]
Dengan mempelajari tasawuf kita akan selalu dekat kepada Allah SWT. menjauhi segala larangannya dan melakukan segala perintah-perintahnya, untuk mencapai kebahagiaan dunia maupun di akhirat. Selain itu kita juga akan merasakan kenikmatan-kenikmatan yang diberikan Allah selama berada didunia.






B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ilmu tasawuf?
2. Apa saja asal usul ilmu tasawuf?
3. Bagaimana sumber tasawuf dalam islam?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian ilmu tasawuf.
2. Untuk mengetahui asal usul ilmu tasawuf.
3. Untuk mengetahui sumber tasawuf dalam islam.
























BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu Tasawuf
Terdapat beberapa pendapat dari para ahli tentang asal muasal kata tasawuf, yaitu pertama, mereka yang menyatakan bahwa tasawuf berasal dari kata Ahlu suffah yaitu; dinisbatkan kepada sebagian sahabat Rasulullah SAW. Yang hidupnya selalu menempati ruangan-ruangan di serambi masjid Rasulullah di madinah.
Yang kedua; kata tasawuf yang berasal dari kata shafa yang berarti bersih\suni. Kata ini di nisbatkan kepada orang orang selalu menjaga kebersihan dan kesucian hatinya.Yang ketiga; mereka yang menyatakan bahwa tasawuf berasal dari kata shaff, yang dinsbatkan kepada barisan shalat dan barisan perang. Yang keempat; mereka yang menyatakan bahwa tasawuf berasal dari kata saufi, yang berarti kebijaksanaan. Yang kelima; mereka yang menyatakan bahwa kata tasawuf berasal dari shuff, yang berarti bulu domba.Yang keenam; mereka yang menyatakan bahwa tasawuf berasal dari kata shaufanah, yaitu buah-buahan kecil yang berbulu banyak yang tumbuh di padang pasir. Sedangkan dalam istilah, tasawuf dapat memiliki berbagai definisi yang bergantung pada sudut  pandang para ahli;
A.    Abu Bakar Al Kattani menyatakan bahwa yang di maksud dengan tasawuf adalah; penyangkalannya pada pendapat bahwa tasawuf dalam bentuk dari ilmu. Ia menyatakan bahwa tasawuf adalah moral.
B.     Abil Husain Al Nuri yang menyatakan bahwa tasawuf bukan merupakan disiplin ilmu tapi merupakan moral, karena kalau tasawuf merupakan suatu ilmu, maka ia dapat di capai dengan cara belajar.
C.     Al-Junaid mengatakan bahwa yang di maksud dengan tasawuf adalah membersihkan hati dari apa yang menganggu makhluk, berjuang meninggalkan pengaruh budi yang asal kita memadamkan sifat sifat yang merupakan kelemahan kita.[2]


B. Asal Usul Ilmu Tasawuf
1. Pada Abad Pertama dan Kedua Hijriyah.
A. Perkembangan Tasawuf Pada Masa Sahabat
1.      Abu bakar As-Siddiq; W th 13 H.
Beliau adalah saudagar yang kaya-raya ketika berada di mekah. Tetapi ketika ia hijrah ke madinah, harta kekayaannya telah habis disumbangkan untuk kepentingan tegaknya agama Allah, sehinga ia dan keluarganya mengalami kemiskinan dalam hidupnya.
2.      Umar Bin Khatthab; W th 23 H
Beliau termasuk tinggi kasih sayangnya terhadap sesa- ma manusia.maka ketika ia menjadi khalifah,beliau selalu mengadakan pengamatan langsung terhadap keadaan rakyatnya.
3.      Usman Bin Affan; W th 35 H.
Meskipun ia diberikan kelapangan riski oleh Allah, namun ia selalu ingin hidup yang sederhana. Sedangkan harta kekayaannya yang berlimpah ruah, selalu dijadikan sarana untuk menolong orang miskin.
4.      Ali Bin Abi Thalib; W th 40 H.
Beliau juga termasuk orang yang senang hidup sederhana, sehingga diriwayatkan bahwa ketika sahabat lain berkata kepadanya; mengapa Khalifah senang memakai baju itu, padahal sudah robek?, Ali menjawab, aku senang memakainya agar menjadi teladan kepada orang banyak.
5.      Salman Al-Farisy.
Sejak salman masih beragama masehi, ia sudah di kenal sebagai orang yang sangat arif dan menetahui secara mendalam ilmu-ilmu gaib. Ia pernah meramalkan akan datangnya seorang Rasul yang terakhir (yaitu Nabi Muhammad).
6.      Abu Zar Al-Ghifary
Ia adalah seorang sufi yang selalu mengamalkan ajaran zuhud yang telah dirintis oleh abu bakar dan usman. Ia lebih senang memilih cara hidup yang miskin, dan tidak pernah merasa menderita bila ditimpa cobaan.

7.      Ammar Bin Yasir
Ia adalah seorang sufi yang sangat setia kepada Khalifah Ali Bin Abi Thalib, sehingga terlihat ajaran tasawufnya sama dengan ajaran tasawuf yang telah diamalkan oleh Ali sebelumnya.
8.      Huzaidah In Al-Yaman
Ia juga seorang sufi yang setia kepada Ali Bin Abi Thalib, sebagaimana halnya Amar Bin Yasir. Ia tergolong sebagai alim yang bijaksana, sehingga banyak orang yang datang belajar tasawuf kepadanya.
9.      Niqdad Bib Aswad th 33 H
Ia adalah seorang sufi yang berpegang teguh kepada ajaran zuhud, dan termasuk salah seorang ulama sufi yang sangat menentang kebijakan politik yang dijalankan oleh Khalifah Usman.
B. Perkembangan Tasawuf Pada Masa Tabiin
1.      Al-Hasan Al-Bashry ; hidup th 22 H–110 H.
Ia mendapat ajaran tasawuf dari hujaifah bin al-yaman, sehingga ajaran itu mempengaruhi sikap dan perilakunya dalam kehidupannya sehari-hari. Maka ia dikenal sebagai ulama sufi yang sangat dalam ilmunya tentang rahasia yang terkandung dalam ajaran islam, dan sangat menguasai ilmu batin.
2.      Rabi’ah Al-Adawiyah, w th 185 H.
Ia terkenal sebagai ulama sufi wanita yang banyak murid dari kalangan wanita. Maka rabi’ah menganut ajaran zuhud dengan menonjolkan falsafah hubb (cinta) dan syauq (rindu) kepada Allah SWT.
3.       Sufyan Bin Said Ats-Tsaury; hidup th 97 H-161 H.
Ia dilahirkan di kufah, kemudian meninggal di bashrah. Dan beliau termasuk salah seorang ulama sufi yang dikagumi, karena kezuhudan serta kealiman.
4.      Daud Ath-Thaiy; w th 165 H.
Semula ia belajar fiqih pada imam Abu Hanifah, kemudian tertarik mempelajari ilmu tasawuf, sampai dikenal sebagai ulama sufi yang senang uzlah di tempat yang sunyi.



5.      Syaqieq AL-Balkhiy; w th 194 H.
Ia adalah murid dari Ibrahim Bin Ad-Ham, kemudian menjadi gurunya hatim Al-Ishmi. Ia mulai memasuli kehidupan sufi, dengan cara mengurangi makannya setiap saat, dan selalu berzikir dan bertawakal kepada Allah SWT.
2. Pada Abad Ketiga Dan Keempat H.
C. Perkembangan tasawuf pada abad ke 3 H.
Pada abad ini, terlihat perkembangan tasawuf yang pesat, ditandai dengan adanya segolongan ahli tasawuf yang mencoba menyelidiki inti ajaran tasawuf yang berkembang masa itu, sehingga mereka membagi menjadi 3 macam yaitu;
1. Tasawuf yang berintikan ilmu jiwa; tasawuf yang berisi suatu metode yang lengkap tentang pengobatan jiwa.
2. Tasawuf yang berintikan ilmu akhlak; didalamnya terkandung petujuk tentang cara berbuat baik serta cara-cara menghindarkan keburukan.
3. tasawuf yang berintikan metafisika; didalamnya terkandung ajaran yang melukiskan hakikat ilahi.
D. Perkembangan tasawuf pada ke 4 H.
Pada abad ini, ditandai dengan kemajuan ilmu tasawuf yang lebih pesat dibandingkan dengan kemajuannya diabad 3 H, karena usaha maksimal para ulama tasawuf untuk mengembangkan ajaran tasawufnya masing-masing. Sehingga kota baghdad yang hanya satu-satunya kota yang terkenal sebagai pusat kegiatan tasawuf yang paling besar sebelum masa itu, tersaing oleh kota-kota besar lainnya.
E. Perkembangan tasawuf pada abad ke 5 H.
Pada abad kelima ini, keadaan semakin rawan ketika berkembangnya mazhab syiah islamiliyah; yaitu suatu mazhab (faham) yang hendak mengembalikan kekuasaan pemerintahan kepada keturunan Ali Bin Abi thalib. Karena menganggapnya bahwa dunia ini harus diatur oleh imam, karena dialah yang langsung menerima petunjuk dari Rasulullah SAW.
F. Perkembangan tasawuf pada abad ke 6 H
Beberapa ulama tasawuf yang sangat berpengaruh dalam perkembangan tasawuf abad ini, antara lain;

1. Syihabuddin Abul Futu As-Suhrawardy; W th 587 H\1191 M.
Ia mula-mula belajar filsafat dan usul fiqh pada Asy-Syekh Al-Imam Majdudin Al-jily di Aleppo. Bahkan sebagian besar ulama dari berbagai disiplin ilmu agamadi negeri itu , telah dikunjunginnya untuk menimba ilmu pengetahuan dari mereka.
2. Al-Ghaznawy; W th 545 H\1151 M.
Ia merupakan pelanjut ajaran tasawuf dari Abu Said Al-Khurasany yang dikenal sebagai sufi yang aktif mengajarkan ilmu tasawuf di abad kelima H, sedangkan Abu Said sendiri, mendapatkan pelajaran ilmu tasawuf dari Abu Fadhal, yang dikenal sebagai penganut ajaran wihdatul wujud (penyatuan wujud hamba dengan wujud tuhan.
G. Perkembangan tasawuf pada abad ke 7 H.
Ada beberapa ulama tasawuf yang berpengaruh di abad ini antara lain:
1. Umar Ibnul Faridh; lahir di homat (siria) th 576 H\1181 M, dan W di mesir th 632 H\1233 M.
Ia adalah pelanjut dari ajaran wihtadul  wujud, yang telah diajarkan oleh Muhyyidin Ibnu Araby pada abad yang lampau. Dalam kitab yang dikarangnya, yang terdiri dari gubahan  syair yang berjudul: “ath thaiyatul kubra”. Ia menguraikan bahwa cintalah yang membakar jiwanya, sehingga ia selalu ingin ittshal (berhubungan) dan ittihad (bersatu) dengan tuhannya untuk mencapai tujuan dalam tasawuf.
2. Ibnu Sabi’in; lahir di mercial (spanyol) th 613 H\1215 M dan W di mekah 667 H\1215 M.
Semula beliau dikenal sebagai ulama fiqh, tetapi kemudian ia mengalihkan perhatiannya untuk memperdalam ilmu tasawuf, sampai ia berhasil menduduki posisi imam syekh tasawuf di masa itu. Ia sering mengeluarkan pemikiran yang terlalu bebas dan diaggapnya ganjil oleh ulama syariat.
Di samping terdapatnya ajaran tasawuf yang menyimpang dari kemurniannya, bahkan dikabarkan bahwa tuduhan terhadap ibnu sabi’in yang dinilainya sangat membahayakan agama islam, tersebar dimana-mana. Sehingga ia bunuh diri, karena tidak dapat menghindarkan dan membela dirinya dari tuduhan dan penghianaan yang menimpanya.
3. Jalaluddin Ar-Rumy; lahir di kota balkh th 604 H\1217 M, dan W th 672 H\1273 M.
Pandangan dalam tasawuf, berbeda dengan pandangan kebanyakan ahli tasawuf yang lain, terutama yang bermazhab jabariah. Dalam masalah ikhtiar, ia mengatakan bahwa manusia dilahirkan di dunia untuk berjuang dan bekerja keras dalam mencari kebahagiaan hidup. Kalau ahli tasawuf yang lain terpengaruh dari teologi jabariah, maka Jalaluddin Ar-Rumy terpengaruh dari teologi mu’tazilah, disertai dengan teori evolusi yang didapatkannya dari filsafat.
H. Perkembangan tasawuf pada abad ke 8 H.
Dengan terlampaunya abad ketujuh H, hingga dimasukinya abad kedelapan H, tidak terdengar lagi perkembangan dan pemikiran baru dalam tasawuf, meskipun banyak pengarang kaum sufi yang mengemukakan pemikirannya tentang ilmu tasawuf, namun kurang mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh dari umat islam. Sehingga boleh dikatakan bahwa nasib ajaran tasawuf ketika itu hampir sama dengan nasibnya pada abad ketujuh H.
I. Perkembangan tasawuf pada abad ke 9, 10 H dan sesudahnya.
Dalam beberapa abad ini, betul-betul ajaran tasawuf sangat sunyi di dunia islam. Berarti nasibnya lebih buruk lagi dari keadaanya pada abad keenam, ketujuh dan kedelapan H.
Akan tetapi masa kejayaan yang seperti tersebut itu, tidak pernah dicapainya hingga sekarang ini.namun ajarannya tetap hidup, karena merupakan suatu unsur dari ajaran islam. Hanya saja kadang-kadang  disalah gunakan oleh orang-orang tertentu untuk mencapai tujuannya.[3]
Sumber pokok tasawuf dalam islam adalah dari pangkal ajaran islam itu sendiri. Meskipun ada juga sebagian ahli yang mengatakan bahwa tasawuf islam timbul karena adanya pengaruh dari luar islam.
Asal usul timbunya tasawuf dalam islam yang berbeda-beda antara lain;
1. Adanya pengaruh dari agama kristen dengan faham menjauhi dunia dan hidup mengasingkan diri dalam biara-biara.
2. Falsafah mistik pythagoras yang berpendapat bahwa ruh manusia bersifat kekal dan berada di dunia sebagai orang asing.
3. filsafat emanasi plotinus yang mengatakan bahwa wujud ini memancar dari zat tuhan yang mahaEsa. Ruh berasal dari tuhan dan akan kembali kepada tuhan.
4. Ajaran Budha dengan faham nirwananya. Untuk mencapai nirwana, orang harus meninggalkan dunia dan memasuki hidup kontemplasi. Faham fana dalam Sufisme hampir sama dengan faham nirwana.
5. Ajaran-ajaran hinduisme yang juga mendorong manusia untuk meninggalkan dunia dan mendekati tuhan untuk mencapai persatuan atman dengan brahman.
Teori-teori inilah yang mengatakan bahwa tasawuf dalam islam timbul dan muncul akibat pengaruh-pengaruh dari faham di atas.
Prof. Dr. Hamka dalam bukunya “Perkembangan tasawuf dari abad ke abad” Menyimpulkan bahwasanya tasawuf islam telah ada sejak tumbunya agama islam dan tumbuh dalam jiwa pendiri islam itu sendiri, yaitu Nabi Muhammad SAW.
Tumbuhnya tasawuf adalah  akibat pengaruh ajaran Al-Qur`an dan Sunnah Nabi setelah mereka membaca ayat-ayat suci Al-Qur`an, memahami maksudnya, membaca hadits, mencontoh kehidupan dan perilaku Nabi bersama para sahabatnya, serta pengaruh tuntunan agama islam pada umumnya.
Dengan demikian, tumbuhnya tasawuf adalah disebabkan karena orang senantiasa bertekun kekal mengerjakan ibadah, mendekatkan diri kepada Allah berpaling dari kemegahan dan tidak menaruh perhatian terhadap dunia. Mereka zuhud dari dunia meninggalkan apa yang tidak berguna sekalipun halal dan baik, menghindarkan diri dari kesenangan duniawi dan kemewahan lainnya. Pendapat yang mengatakan bahwa tasawuf islam bersumber dari ajaran islam sendiri dapat dibuktikan dengan banyaknya ayat-ayat Al-Qur`an maupun hadis-hadis.
Demikian ayat-ayat Al-Qur`an dan hadits-hadits Rasulullah, sebagai bukti yang menguatkan keterangan bahwa tasawuf islam tumbuh dan berkembang dari pengaruh dan pancaran agama islam sendiri.[4]



BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asal muasal kata tasawuf, yaitu pertama, mereka yang menyatakan bahwa tasawuf berasal dari kata Ahlu suffah yaitu; dinisbatkan kepada sebagian sahabat rasulullah saw. Yang hidupnya selalu menempati ruangan ruangan di serambi masjid Rasulullah di madinah.
Yang kedua; kata tasawuf yang berasal dari kata shafa yang berarti bersih\suni. Kata ini di nisbatkan kepada orang orang selalu menjaga kebersihan dan kesucian hatinya. Yang ketiga; mereka yang menyatakan bahwa tasawuf berasal dari kata shaff, yang dinsbatkan kepada barisan shalat dan barisan perang. Yang keempat; mereka yang menyatakan bahwa tasawuf berasal dari kata saufi, yang berarti kebijaksanaan. Yang kelima; mereka yang menyatakan bahwa kata tasawuf berasal dari shuff, yang berarti bulu domba. Yang keenam; mereka yang menyatakan bahwa tasawuf berasal dari kata shaufanah, yaitu buah-buahan kecil yang berbulu banyak yang tumbuh di padang pasir. Sedangkan dalam istilah, tasawuf dapat memiliki berbagai definisi yang bergantung pada sudut  pandang para ahli.
B. Kritikan dan Saran
Sebagai penyusun makalah penelitian kualitatif, kami akui tidak terlepas dari kesalahan dan keterbatasan. Karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan penulisan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya tentang data ulumul Qur’an.








DAFTAR PUSTAKA
Solichin, Mohammad Muchlis, (Akhlak Dan Tasawuf Dalam Wacana Kontemporer). Surabaya: Pena Salsabila, 2014.
Mustofa, (Sumber Tasawwuf Dalam Islam)
Toriquddin, Moh. (Akhlak Dan Tasawuf)



[1] Muhammad Muchlis Solichin,Akhlak Dan Tasawuf Dalam Wacana Kontemporer(Surabaya:Pena Salsabila,2014). hlm.1
[2]Dr.H.Mohammad Muchlis Solichin,M.Ag (akhlak dan tasawuf)
[3]Drs.H.Mustofa, (Sumber Tasawwuf Dalam Islam)
[4]H.moh.toriquddin,Lc.,M.HI (akhlak dan tasawuf)

No comments:

Post a Comment